Jumat, 21 Oktober 2011

Kedudukan Wanit dalam Islam.. ^_^

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada siapa saja yang meniti jalannya sampai hari pembalasan.
Sesungguhnya wanita muslimah memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim. Dia akan menjadi madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang shalih, tatkala dia berjalan di atas petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Karena berpegang dengan keduanya akan menjauhkan setiap muslim dan muslimah dari kesesatan dalam segala hal.
Kesesatan dan penyimpangan umat tidaklah terjadi melainkan karena jauhnya mereka dari petunjuk Allah dan dari ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya. Rasulullah bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, di mana kalian tidak akan tersesat selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnahku.” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa’ kitab Al-Qadar III)
Sungguh telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an betapa pentingnya peran wanita, baik sebagai ibu, istri, saudara perempuan, mapun sebagai anak. Demikian pula yang berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Adanya hal-hal tersebut juga telah dijelaskan dalam sunnah Rasul.
Peran wanita dikatakan penting karena banyak beban-beban berat yang harus dihadapinya, bahkan beban-beban yang semestinya dipikul oleh pria. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan santun dalam bersikap kepadanya. Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih didahulukan daripada kedudukan ayah. Ini disebutkan dalam firman Allah,
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14)
Begitu pula dalam firman-Nya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)
Dari hadits di atas, hendaknya besarnya bakti kita kepada ibu tiga kali lipat bakti kita kepada ayah. Kemudian, kedudukan isteri dan pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa seseorang (suami) telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Allah berfirman,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan menjadikan rasa kasih dan sayang di antara kalian.” (QS. Ar-Rum: 21)
Al-Hafizh Ibnu Katsir -semoga Alah merahmatinya- menjelaskan pengertian firman Allah: “mawaddah wa rahmah” bahwa mawaddah adalah rasa cinta, dan rahmah adalah rasa kasih sayang.
Seorang pria menjadikan seorang wanita sebagai istrinya bisa karena cintanya kepada wanita tersebut atau karena kasih sayangnya kepada wanita itu, yang selanjutnya dari cinta dan kasih sayang tersebut keduanya mendapatkan anak.
Sungguh, kita bisa melihat teladan yang baik dalam masalah ini dari Khadijah, isteri Rasulullah, yang telah memberikan andil besar dalam menenangkan rasa takut Rasulullah ketika beliau didatangi malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama kalinya di goa Hira’. Nabi pulang ke rumah dengan gemetar dan hampir pingsan, lalu berkata kepada Khadijah, “Selimuti aku, selimuti aku! Sungguh aku khawatir dengan diriku.” Demi melihat Nabi yang demikian itu, Khadijah berkata kepada beliau, “Tenanglah. Sungguh, demi Allah, sekali-kali Dia tidak akan menghinakan dirimu. Engkau adalah orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim, senantiasa berkata jujur, tahan dengan penderitaan, mengerjakan apa yang belum pernah dilakukan orang lain, menolong yang lemah dan membela kebenaran.” (HR. Bukhari, Kitab Bad’ al-Wahyi no. 3, dan Muslim, Kitab al-Iman no. 160)
Kita juga tentu tidak lupa dengan peran ‘Aisyah. Banyak para sahabat, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, menerima hadits darinya berkenaan dengan hukum-hukum agama.
Kita juga tentu mengetahui sebuah kisah yang terjadi belum lama ini berkenaan dengan istri Imam Muhammad bin Su’ud, raja pertama kerajaan Arab Saudi. Kita mengetahui bahwa isteri beliau menasehati suaminya yang seorang raja itu untuk menerima dakwah Imam al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab. Sungguh, nasehat isteri sang raja itu benar-benar membawa pengaruh besar hingga membuahkan kesepakatan antara Imam al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab dengan Imam Muhammad bin Su’ud untuk menggerakkan dakwah. Dan -alhamdulillah— kita bisa merasakan hasil dari nasehat istri raja itu hingga hari ini, hal mana aqidah merasuk dalam diri anak-anak negeri ini. Dan tidak bisa dipungkiri pula bahwa ibuku sendiri memiliki peran dan andil yang besar dalam memberikan dorongan dan bantuan terhadap keberhasilan pendidikanku. Semoga Allah melipat gandakan pahala untuknya dan semoga Allah membalas kebaikannya kepadaku tersebut dengan balasan yang terbaik.
Tidak diragukan bahwa rumah yang penuh dengan rasa cinta, kasih dan sayang, serta pendidikan yang islami akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Dengan izin Allah seseorang yang hidup dalam lingkungan rumah seperti itu akan senantiasa mendapatkan taufik dari Allah dalam setiap urusannya, sukses dalam pekerjaan yang ditempuhnya, baik dalam menuntut ilmu, perdagangan, pertanian atau pekerjaan-pekerjaan lain.
Kepada Allah-lah aku memohon semoga Dia memberi taufik-Nya kepada kita semua sehingga dapat melakukan apa yang Dia cintai dan Dia ridhai. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan sahabat-sahabatnya. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz III/348)

Read More.. Read More..

Rabu, 05 Oktober 2011

Helton Baking Company, Pelatihan karyawan.. (Bahan UTS MSDM)


Helton Baking company didirikan lebih dari 50 tahun lalu oleh tiga bersaudara. Sejak itu, Helton menjadi sebuah perusahaan yang besar, berbeda, mengolah lebih dari 1000 jenis produk makanan. Helton mempekerjakan lebih dari 10,000 orang dan melingkupi 23 negara bagian, secara nasional.
 
Salah satu pekerjaan penting di Helton adalah pengiriman roti. Ketika dipekerjakan , pengirim diberikan sebuah daerah kekuasaaan dan diberikan daftar dari pelanggan di daerah tersebut. Merupakan tugas mereka untuk mengantarkan produk roti dan mengambil pesanan baru.
 
Semua karyawan baru menerima pelatihan keahlian saat pertama bekerja. Pelatihan berlangsung selama satu minggu, diberikan kesempatan berhadapan langsung dengan manager distrik. Peserta pelatihan menemani manajer dengan apa yang akan menjadi rutenya. Peserta pelatihan diharapkan untuk mengamati dan mengingat kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh manager distrik pada pemberhentian yang berbeda selama rute. Selama di pemberhentian, kewajiban utama peserta pelatihan adalah untuk mengamati dan membantu manager dalam tugas – tugas penting.
 
Ada waktu perjalanan yang dirasa cukup diantara pemberhentian, memberikan kesempatan untuk manager kesempatan untuk menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan dan bertanya kepada peserta pelatihan setiap detail yang harus diingat berkaitan dengan hal tertentu seperti pekerjaan mencatat dan pesanan pada pemberhentian. Manager juga menggunakan waktu ini untuk melakukan review dengan peserta mengenai berbagai macam situasi yang mungkin muncul dan menyebutkan cara penyelesaiannya secara benar. 

Pada minggu kedua, peserta akan bekerja sendiri. Mereka diberitahu untuk menelpon manager bilamana ada pertanyaan muncul selama rute.
Penjelasan :
Dari wacana mengenai program pelatihan yang dilaksanakan di Helton Baking Company dapat diketahui bahwa program pelatihan yang ada bertipe ON-THE-JOB TRAINING dan JOB INSTRUCTION TRAINING. Dimana salah satu ciri utamanya adalah peserta diberi kesempatan untuk mempelajari kerja dengan melihat pekerja yang lebih berpengalaman dan bertanya mengenai hal pekerjaan tersebut. Dari contoh wacana di atas, dapat dinilai mengenai keberhasilan dan kelemahannya

Keberhasilan : 
-Karyawan baru lebih mudah mengenal mengenai kondisi pekerjaan karena langsung dilibatkan di situasi pekerjaan. Situasi di area kerja dengan daerah cakupan yang luas dalam hal pengiriman roti menciptakan hal-hal yang berbeda satu sama lain. Saat karyawan baru diajak untuk terjun langsung ke dalam dunia kerja maka mereka akan lebih memahami kondisi kerjayang ‘sebenarnya’. Ini sesuai dengan kebutuhan yang cepat dari Helton untuk area kerja dari karyawan baru tersebut, dokumen bersifat teori hanya lebih dapat digunakan sebagai pendukung saja.
-Adanya waktu yang cukup untuk karyawan baru melakukan pertanyaan ke Manager  selama proses OJT, untuk bertanya mengenai hal yang kurang jelas selama proses pembelajaran Waktu ini sangat berharga bagi karyawan baru untuk bertanya dan mencari tahu hal yang kurang jelas dalam pengarahan oleh manager. Kadang waktu seperti ini yang sulit didapatkan dalam pelatihan OJT karena waktu pelatihan disesuaikan dengan jam kerja normal.

Kelemahan :
-Tidak adanya daftar detail pekerjaan resmi yang dikeluarkan oleh Helton Baking Company. Ini akan menjadi satu kendala bilamana Helton membutuhkan karyawan yang siap dan handal untuk mengelola satu cakupan area kerja. Tidak semua orang merupakan pengamat dan pencatat yang baik. Sehingga hasil pelatihan tiap orang bergantung sekali dengan hasil pengamatan dan kemampuan daya tangkapnya.
-Waktu pelatihan yang pendek, sementara tanggung jawab untuk satu area kerja cukup besar Seminggu adalah waktu yang sempit dalam hal penguasaan kerja, terlebih setelah itu seorang karyawan baru langsung harus menangani satu area layanan pengiriman roti. Hari per hari selama pelatihan juga tergantung atas hal – hal diluar pelatihan seperti kendaraan dan cuaca, ini bisa mengurangi lagi waktu yang tersedia untuk pelatihan.
-Ketersediaan manager untuk tempat bertanya bisa bersifat terbatas. Manager bertugas mengkomandoi setiap area kerja layanan, sehingga waktunya bukan hanya untuk bertanya bagi karyawan baru. Kemampuan untuk mengangkat telepon setiap ada Terlebih lagi adanya juga sikap dari karyawan baru yang menganggap bila banyak bertanya berarti juga kapabilitasnya kurang.
-Bila karyawan baru tidak banyak bertanya maka yang bersangkutan pun tidak akan memperoleh pengetahuan yang cukup Sifat dan perilaku orang berbeda satu sama lain ada yang bisa berkomunikasi dengan baik ada yang tidak maka perlu diterapkan metode untuk bertanya yang baik. Rangsangan untuk bertanya punperlu dibuat oleh pelatih.

Desain ulang program pelatihan pd Helton company agar lebih efektif serta alasan rasional dari Usulan :

Dokumen
Salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam mendesain ulang pelatihan ini adalah dikeluarkannya satu arahan resmi dari Helton mengenai detail pekerjaan per area kerja. Ini dibutuhkan agar tidak adanya pengarahan yang menyimpang ke karyawan baru. Dokumen ini dibuat oleh pihak yang akan menerima langsung karyawan baru. Dokumen ini akan memperhatikan hal – hal berikut :
-           Area cakupan yang akan dilayani - Jenis pekerjaan wajib yang harus dikerjaka
-           Urutan proses pekerjaan
-           Laporan setelah pekerjaanpihak karyawan baru yang berisi pertanyaan yang harus wajib ditanyakan mengenai urutan pekerjaan, dan detail pekerjaan yang harus dilakukan. Ini untuk menghindari sikap yang kurang aktif dari karyawan baru saat pelatihan.

Waktu
Bila memungkinkan waktu pendampingan pun perlu diperhatikan.Sangatlah baik bilamana waktu dapat ditambah mengingat karyawanakan langsung menangani satu area langsung setelah pelatihan.Waktu pendampingan satu minggu harus ditambah, ini juga untukmengantisipasi pengaruh pelatihan dari waktu pelatihan baik internalmaupun eksternal.

Pendamping
Pengutusan manager sebagai pendamping juga dirasa kurang sesuai, ini dikarenakan tugas manager yang lebih banyak dalam pengaturan dan pendistribusian kerja suatu area. Akan lebih baik bila yang ditugaskan sebagai pendamping yang memang secara langsung mengerjakan pekerjaan, bisa Supervisor atau karyawan yang lebih senior. Ini juga akan lebih membuat karyawan baru bersikap wajar dan tidak takut berbuat salah karena dibimbing manajer.
Feedback
Hal lain adalah feedback form, ini dibutuhkan juga sebagai bahan evaluasi pelatihan. Berupa form yang harus diisi karyawan baru sebagai bahan evaluasi. Disini juga dapat ditambahkan mengenai proses selama pelatihan dan apa yang kurang dari pelatihan ini.
Untuk jenis perusahaan seperti Helton memang pelatihan terbaik adalah dengan sistem OJT seperti ini, model yang perlu ditambahkan mungkin hanya ’Case Method’. Contoh kasus – kasus yang pernah
terjadi dipaparkan dan diberikan penjelasan mengenai pemecahan. Yang lain disaat awal karyawan baru adalah metode ’Verbal’ , ini dibutuhkan untuk memberitahu lewat briefing mengenai misi dan visi perusahaan. Bisa dilakukan manager atau top level perusahaan.
Oleh : Kiki Joesyiana, SE., MM
 

Read More.. Read More..

Senin, 03 Oktober 2011

Betapa mulianya kita "wanita" di mata "ISLAM"

Bismillah....

Tanggal 21 April  bangsa Indonesia memperingati hari Kartini, seorang tokoh pahlawan nasional yang berhasil memperjuangkan martabat wanita ke tingkat yang lebih tinggi.  Sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa pada jaman penjajahan wanita berada di tingkat lebih rendah, tidak boleh mengenyam pendidikan dan tak bisa terlibat dalam pemerintahan sayangnya pada masa itu tujuannya bukan karena memuliakan wanita melainkan lebih menganggap wanita sebagai budak.

Baru setelah perjuangan Kartini bangsa Indonesia terbuka wawasannya bahwa wanita dapat berperan aktif dalam pendidikan dan pemerintahan tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai wanita.

Tanpa mengecilkan semangat tersebut sebenarnya ada yang benar-benar telah mengangkat martabat wanita jauh 14 abad yang lalu yaitu Rasulullah SAW lewat ajaran agama Islam.

Islam memandang sama manusia kecuali ketaatannya

Kesetaraan ini yang selama ini kurang diekspose oleh media secara benar, Islam menyamakan semua derajat manusia kecuali ketaatannya. Sekiranya lelaki lebih tinggi kedudukannya dibanding wanita bukan untuk menjadi otoriter melainkan menjadi pemimpin untuk melindungi wanita. Dan dalam Islam seorang muslimah senantiasa mengingat kodratnya sebagai wanita yang secara kekuatan fisik berbeda dengan lelaki, dengan demikian keduanya saling mengisi dan melengkapi. 

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا




"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).........." [QS. An Nisaa 4:34]


Islam Memuliakan Wanita dengan Mengharuskan Menutup Aurat

Persoalan jilbab ini sampai sekarang menjadi pertentangan di dunia barat tanpa mengerti manfaat dan keuntungan memakai jilbab, Di dunia barat yang katanya modern dan setara derajat wanita dan pria justru menjadi kebablasan. Banyak wanita yang melupakan kodratnya, menjual kehormatannya dalam hubungan tanpa ikatan. Kesetaraan yang kerap salah arti justru membawa wanita pada tingkat rendah, dimana pekerjaan berat justru dilakukan wanita sedang para pria menganggap wajar hal itu.

Demikian juga dengan hal berpakaian, karena menganggap setara banyak wanita merasa jilbab sebagai pengekangan terhadap kebebasan. Jilbab sama sekali bukan pengekangan terhadap kebebasan wanita, jutru Islam memandang wanita sebagai perhiasan yang penuh dengan pesona dan harus dilindungi sehingga tidak menjadi budak nafsu.

Bukankah pakaian yang menutup aurat menjadi pembeda utama antara manusia primitive dengan manusia yang beradab??

Mahar Sebagai Penghormatan Lelaki ketika Meminang

Dalam Islam kehadiran mahar dianggap penting namun kurang dipahami maksudnya. Sejarah mencatat bahwa dahulu wanita itu berkedudukan rendah, bukan saja jadi budak nafsu kaum lelaki namun bisa diperjual belikan. Setelah Islam datang, lelaki harus menghormati wanita dengan memberi mahar sebagai lambang penghormatan kepada wanita dan mengharamkan beberapa ketentuan menggauli perempuan dengan syariat tertentu yang sudah ditentukan.

Ketika menjadi IBU, seorang wanita 3 kali lebih mulia dari lelaki

Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW,  dalam sebuah hadistnya seorang muslim bertanya:  "Ya Rasulullah, siapakah orang yang harus saya hormati di dunia ini."
Rasulullah menjawab" "ibumu."
Dia bertanya lagi,"lalu siapa?"
Rasulullah SAW menjawab :" ibumu."
"Kemudian, siapa lagi ya Rasulullah?" tanya orang itu,
Rasul menjawab :"ibumu."
Lalu, laki-laki menanyakan lagi; "Kemudian, setelah itu siapa ya Rasul?" "Bapakmu," jawab Rasulullah SAW.

Tentu saja hal ini menjadi keabsahan yang tidak dapat disangkal, seorang ibu kasih sayangnya sepanjang masa, rela meninggalkan kesenangan pribadinya demi anak, melupakan peluh, melupakan lelah demi anak.

"Kepada para ikhwan, Sudah sejauh mana rasa hormat kita kepada wanita? Ingatlah kedudukan lebih tinggi dari wanita hanya berlaku ketika justru dapat melindungi dan membawa wanita pada kedudukan mulia baik sebagai anak, remaja, suami terlebih sebagai Ayah."

 


Maka hai para akhwat, sungguh beruntungnya kita menjadi seorang perempuan dengan kemuliaan yang Allah ciptakan dalam ajaran-Nya, namun ingat kemuliaan ini berbanding lurus dengan kelembutan dan pengabdian seorang perempuan baik sebagai anak, remaja, istri dan terlebih sebagai ibu. Dengan demikian tunai sudah perjuangan Kartini seperti yang beliau cita-citakan semasa hidupnya.


Oleh : Kiki Joesyiana, SE., MM

Read More.. Read More..