Tidak semua karyawan (manajemen dan
nonmanajemen) memiliki perencanaan karir yang jelas dan tertulis. Begitu
pula yang terjadi pada perusahaan. Akibatnya tidak jarang para karyawan
melakukan protes kepada perusahaan tentang masa depan karirnya yang
tidak jelas. Ketidaktahuan batasan tentang karir dengan segala aturannya
menambah permasalahan ketidak-puasan di antara karyawan. Kalau hal ini
dibiarkan berlarut-larut maka akan timbul suasana kerja yang tidak
nyaman yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan.
Karir adalah semua pekerjaan yang dipegang seseorang selama kehidupan dalam pekerjaannya (Keith Davis dan Werther W.B; 1996).
Komponen utama karir terdiri atas alur karir, tujuan karir, perencanaan karir dan pengembangan karir.
Alur karir adalah pola pekerjaan yang berurutan yang membentuk karir seseorang.
Tujuan karir
merupakan pernyataan tentang posisi masa depan di mana seseorang
berupaya mencapainya sebagai bagian dari karir hidupnya. Tujuan ini
menunjukkan kedudukan seseorang sepanjang karir pekerjaannya.
Perencanaan karir merupakan proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan
Pengembangan karir seseorang meliputi perbaikan-perbaikan personal yang dilakukan untuk mencapai rencana dan tujuan karirnya.
Para ahli SDM melihat perencanaan karir sebagai sebuah cara untuk memenuhi kebutuhan staf internal. Meskipun
bantuan perencanaan karir umumnya terjadi untuk posisi-posisi manajer,
profesional, dan karyawan teknisi, karena keterbatasan anggaran, idealnya seluruh karyawan
hendaknya memiliki akses untuk itu. Ketika pengusaha mendorong
perencanaan karir, para karyawan akan lebih mungkin untuk menyusun
tujuan karir dan bekerja dengan giat untuk mencapai hal itu. Pada
gilirannya, tujuan-tujuan itu dapat memotivasi karyawan untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan lanjutan dan bentuk kegiatan pengembangan
lainnya. Hal itu mungkin terjadi karena karyawan terdorong oleh motif
bahwa pekerjaan merupakan bagian dari hidup dan kehidupan melalui
investasi SDM yang tidak terputus.
Apa yang dibutuhkan para karyawan
sehubungan dengan karir mereka? Sebuah studi tentang sekelompok karyawan
mengungkapkan lima faktor yang terkait dengan karir (Keith Davis dan
Werther,W.B; 1996), yaitu sebagai berikut.
a. Keadilan dalam Karir
Para karyawan menghendaki keadilan dalam sistem promosi dengan kesempatan sama untuk peningkatan karir.
b. Perhatian dengan Penyeliaan
Para karyawan menginginkan para penyelia
mereka memainkan perannya secara aktif dalam pengembangan karir dan
menyediakan umpan balik dengan teratur tentang kinerja.
c. Kesadaran tentang Kesempatan
Para karyawan menghendaki pcngetahuan tentang kesempatan untuk peningkatan karir.
d. Minat Pekerja
Para karyawan membutuhkan sejumlah
informasi berbeda dan pada kenyataan; memiliki derajat minat yang
berbeda dalam peningkatan karir yang tergantung pada beragam faktor.
e. Kepuasan Karir
Para karyawan, tergantung pada usia dan
kedudukan mereka, memiliki kepuasan berbeda. Program karir yang efektif
harus mempertimbangkan perbedaan persepsi keinginan para karyawan. Apa
yang pekerja harapkan dari program karir dikembangkan; olch departemen
SDM sesuai dengan ragam faktor usia, jenis kelamin, kedudukan
pendidikan, dan faktor-faktor lainnya.
Secara singkat, apa pun yang
diadopsi departemen SDM, hendaknya luwes dan proaktif. Keluwesan dalam
program pengembangan karir merupakan hal pokok jika tujuan dari
produktivitas yang membaik, kepuasan personal meningkat pertumbuhan dan
keefektivitasan keorganisasianya; meningkat ingin dapat tercapai. Dalam
banyak kasus, hal ini akan membutuhkan modifikasi dari program yang ada
untuk menunjukkan kebutuhan spesifik kelompok karyawan tertentu.