Kamis, 26 Agustus 2010

Kekuatan Ikhlas yang Menyembuhkan

Kekuatan jiwa adalah sebuah potensi yang tidak tampak tetapi efeknya luar biasa. Dengan menggunakan kekuatan jiwa, beragam penyakit mulai dari yang ringan hingga berat sebenarnya dapat disembuhkan.
Pada dasarnya setiap manusia bisa menyembuhkan dirinya sendiri, tapi tidak semua orang tahu caranya. Salah satu kunci kekuatan jiwa yang dapat menyembuhkan penyakit adalah perasaan ikhlas. Rasa ikhlas secara sederhana dapat diartikan dengan perasaan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ikhlas adalah sesuatu yang mungkin hanya dapat digambarkan dengan perasaan seperti ini. Apapun kenyataan hidup, sudah tidak lagi berbenturan dengan keinginan dan hasrat karena kita sudah bisa menerima dengan apa adanya.
Ikhlas, dapat menyembuhkan dengan cara menyelaraskan tubuh dan pikiran, selain juga menetralisir pikiran dan perasaan supaya tidak terpendam dan menumpuk dalam hati. Ikhlas merupakan bagian dari konsep sehat secara holistik yakni keselerasan dan keseimbangan antara tiga unsur yakni tubuh (body), pikiran (mind) dan jiwa (mood).
Kalau badan kita sudah muncul keluhan seperti sakit-sakit, itu berarti timbunan dalam pikiran dan jiwa sudah terlalu banyak. Dengan hati yang ikhlas, gelombang dan detak jantung menjadi lebih selaras atau harmonis. Jantung itu pemimpinnya tubuh karena dengan jantung yang selaras maka otak berfungsi maksimal. Kalau jantung atau perasaan kita korslet, otak tidak akan bisa berfungsi maksimal. Jadi, dengan ikhlas jelas akan membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Untuk mencapai dan mewujudkan perasaan ikhlas dalam hati, setiap orang tentu memiliki kemampuan berbeda. Untuk itulah, disarankan untuk membiasakan diri berlatih secara bertahap dan rutin.
Ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk melatih diri supaya ikhlas, yang pertama Sering-seringlah berhenti dan bernafas untuk mengistirahatkan pikiran, ingat bahwa sesuatu tidak ada yang kekal dan belajar untuk menerima atau mengikhlaskan diri dari tahap yang paling mudah.

Tiga Tips Melatih Ikhlas
  1. Sering-seringlah berhenti dan bernafas (rileks) untuk mengistirahatkan pikiran. Manusia seringkali sulit mencapai keikhlasan karena pikirannya jalan terus. Dengan latihan ini, kita juga akan bebas dari ketegangan.
  2. Selalu ingat bahwa segala sesuatu selalu akan berubah. Seseorang susah ikhlas karena menilai segalanya bersifat kekal, padahal apa yang tidak kita dapatkan sementara ini pada suatu hari nanti akan berubah. "Tidak ada yang kekal atau tetap, mungkin situasinya yang berubah atau keinginan kita yang berubah. Jadi apa yang kita sukai atau pun kita tak sukai tentu akan berubah.
  3. Start di titik yang paling mudah. Belajarlah untuk mulai menerima hal-hal yang ringan atau gampang dulu. Untuk bisa merasa ikhlas memang tidak mudah dan terpulang kepada pribadi masing-masing. Tetapi mulailah untuk menerima kenyataan yang paling ringan dulu. Dengan begitu, otot ikhlas kita akan terlatih.
Sebagai contohnya dengan sebuah kasus ketika Anda marah karena tak bisa menerima bos di kantor yang tak berlaku adil. Kalau Anda tidak bisa memaafkan orangnya, cobalah untuk memaafkan atau mengikhlaskan dulu perilakunya. Bila ini masih sulit, mulailah untuk mengikhlaskan perasaan kita bahwa kita sedang marah.
"Kalaupun memang tidak bisa juga ikhlas dengan perasaan kita sendiri, minimal ikhlaskan dulu bahwa kita memang belum bisa ikhlas. Jadi, pada tahap paling ringan itulah yang dapat menjadi pintu paling gampang menuju gerbang keikhlasan".
Semoga...............

5 komentar:

satriananda mengatakan...

makaci buk,bcaan ny bgus bgt

baek ny byk2 konsultsi sma ibk,bleh kn buk?




by;satriananda 1D

Anonim mengatakan...

trkdng tdk smw hal dpt diikhlaskan bgtu saja,perlu kdwasaan utk mnrimanya......




by : REZA AFRIDA
KLS : 3B
NPM : 096811709

Kiky Joesyiana mengatakan...

To : satriananda
iyaa syg..... boleh, kan no hp n alamat rumah udah ibu kasih kmrn.... hehe.....

To : reza afrida
agree..... ^_^ tp berusaha utk lbih dewasa dan menerima dgn ikhlas smua yg terjadi di kehidupsn kts lbih baik kan......

Neny mengatakan...

^^..Ikhlas adalah melakukan amal,baik perkataan maupun perbuatan ditujukan untuk Allah semata. Alquran menyuruh kita ikhlas:
"Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik
(QS Yunus [10]: 105).

Rasul SAW mengingatkan,
"Allah tidak menerima amal
kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata."
(HR Abu Dawud dan Nasa'i).

Imam Ali RA juga berkata,
''Orang yang ikhlas adalah
orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.''

Kendati bersimbah peluh, berkuah keringat, menghabiskan tenaga, menguras pikiran, kalau tidak ikhlas, sebesar apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sungguh rugi orang yang bertempur, mempertaruhkan nyawa dengan niat ingin disebut pahlawan, atau orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.

Seorang sufi menuturkan,
''Ikhlas berarti engkau tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT.
Untuk menjadi saksi atas perbuatanmu.''
Ikhlas menjadi benar-benar teramat penting
yang akan membuat hidup ini menjadi indah, ringan, dan bermakna.

Ikhlas akan membuat jiwa menjadi independen, merdeka, tidak dibelenggu pengharapan akan pujian. Hati menjadi tenang karena ia tidak diperbudak penantian mendapat penghargaan ataupun imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman, menunggu pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa mengiris hati bila ternyata yang datang sebaliknya, caci maki. Orang yang tidak ikhlas akan banyak menemui kekecewaan dalam hidup, karena ia banyak berharap pada makhluk yang lemah, ia mengikatkan diri pada tali yang rapuh.

Jabatan tak kan membuat terpesona hati orang yang ikhlas. Ia tidak ujub dengan jabatan setinggi langit, dan tidak minder dengan jabatan yang rendah. Dalam benaknya Allah menilai bukan dari jabatan, tapi tanggung jawab terhadap amanah dari jabatannya itu. Ia sangat yakin akan janji dan jaminan Allah yang Mahakaya.

Justru imbalan manusia tiada apa-apanya dibanding imbalan Allah SWT. Sungguh tak ada risau, tak khawatir ditipu, dikhianati, bila dekat dengan seorang hamba yang ikhlas. Justru sebaliknya, orang akan merasa nyaman karena sikap dan tutur katanya menghargai dan menyejukkan, penuh manfaat, karena orang yang ikhlas perhatiannya fokus memberi yang terbaik untuk Allah yang selalu menatapnya. Imbasnya akan memberi kebaikan pada orang yang berada di kanan-kirinya.

"Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan
berpegang teguh pada (agama) Allah dan
tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah.
Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman
dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar.
(QS An-Nisa [4]: 146).

Subhanallah, adakah yang lebih berharga dari pemberian Allah?
Maka, nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan?..^^

Neny mengatakan...

^^..Ikhlas adalah melakukan amal,baik perkataan maupun perbuatan ditujukan untuk Allah semata. Alquran menyuruh kita ikhlas:
"Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik
(QS Yunus [10]: 105).

Rasul SAW mengingatkan,
"Allah tidak menerima amal
kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata."
(HR Abu Dawud dan Nasa'i).

Imam Ali RA juga berkata,
''Orang yang ikhlas adalah
orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.''

Kendati bersimbah peluh, berkuah keringat, menghabiskan tenaga, menguras pikiran, kalau tidak ikhlas, sebesar apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sungguh rugi orang yang bertempur, mempertaruhkan nyawa dengan niat ingin disebut pahlawan, atau orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.

Seorang sufi menuturkan,
''Ikhlas berarti engkau tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT.
Untuk menjadi saksi atas perbuatanmu.''
Ikhlas menjadi benar-benar teramat penting
yang akan membuat hidup ini menjadi indah, ringan, dan bermakna.

Ikhlas akan membuat jiwa menjadi independen, merdeka, tidak dibelenggu pengharapan akan pujian. Hati menjadi tenang karena ia tidak diperbudak penantian mendapat penghargaan ataupun imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman, menunggu pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa mengiris hati bila ternyata yang datang sebaliknya, caci maki. Orang yang tidak ikhlas akan banyak menemui kekecewaan dalam hidup, karena ia banyak berharap pada makhluk yang lemah, ia mengikatkan diri pada tali yang rapuh.

Jabatan tak kan membuat terpesona hati orang yang ikhlas. Ia tidak ujub dengan jabatan setinggi langit, dan tidak minder dengan jabatan yang rendah. Dalam benaknya Allah menilai bukan dari jabatan, tapi tanggung jawab terhadap amanah dari jabatannya itu. Ia sangat yakin akan janji dan jaminan Allah yang Mahakaya.

Justru imbalan manusia tiada apa-apanya dibanding imbalan Allah SWT. Sungguh tak ada risau, tak khawatir ditipu, dikhianati, bila dekat dengan seorang hamba yang ikhlas. Justru sebaliknya, orang akan merasa nyaman karena sikap dan tutur katanya menghargai dan menyejukkan, penuh manfaat, karena orang yang ikhlas perhatiannya fokus memberi yang terbaik untuk Allah yang selalu menatapnya. Imbasnya akan memberi kebaikan pada orang yang berada di kanan-kirinya.

"Kecuali orang-orang yang tobat dan mengadakan perbaikan dan
berpegang teguh pada (agama) Allah dan
tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah.
Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman
dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar.
(QS An-Nisa [4]: 146).

Subhanallah, adakah yang lebih berharga dari pemberian Allah?
Maka, nikmat Tuhan manakah yang kita dustakan?..^^

Posting Komentar